Tingkatan influencer dibedakan dari jumlah followersnya, mulai dari Nano Influencer yang jumlah followersnya 1000an hingga Macro Influencer yang memiliki followers jutaan. Salah satu tingkatan influencer yang banyak dipakai dan memiliki engagement yang cukup bagus yaitu Micro Influencer.
Influencer memiliki sebutan masing-masing berdasarkan jumlah pengikutnya. Contoh Nano Influencer untuk influencer dengan pengikut sebanyak 1000-5000. Macro Influencer paling atas yaitu dengan pengikut lebih dari satu juta. Sedangkan, Micro Influencer yaitu jenis influencer yang memiliki followers dari 10 ribu sampai 100 ribu.
Meskipun jumlah followers yang dimiliki lebih sedikit dari Macro Infuencer, Micro Influencer dianggap mempunyai engagement yang tinggi karena karena beberapa alasan, seperti pengikut yang lebih spesifik dan lebih menjangkau target pasar.
Micro Influencer menjadi jenis influencer yang cukup banyak dipakai oleh para pebisnis untuk mengiklankan produknya. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang dimiliki oleh Micro Influencer. Bukan hanya soal harga yang lebih murah, tetapi juga kelebihan lainnya. Berikut ini beberapa kelebihan dari Micro Influencer.
Biasanya para Micro Influencer memiliki followers yang royal dan loyal. Hal ini karena jumlah pengikut masih berkembang dan orang-orang yang mengikutinya dari awal yaitu menyukai konten yang disajikan.
Engagement termasuk salah satu matrik yang sering dijadikan acuan oleh para sponsor yang untuk melihat keberhasilan sebuah kampanye yang dilakukan oleh influencer. Dan ternyata menurut data dari Influencer Marketing Hub, rate engagement yang dimiliki oleh Micro Influencer bisa mencapat 4%.
Rate engagement 4% sudah termasuk cukup bagus karena Mega dan Macro Influencer saja kadang memiliki rate 1,7% hingga 2,4% saja. Ketika Micro Influencer memiliki rate 4%, maka ketika dia memposting sesuatu, sekitar 400 orang akan berinteraksi seperti like, komen, dan share.
Kelebihan lainnya dari Micro Influencer yaitu lebih mudah diajak kerja sama ketika ingin menggunakan jasanya. Mereka tidak hanya melakukan arahan dari klien, tetapi sering melakukan inprovisasi yang membuat hasilnya lebih bagus dan memberikan kesan terbaik kepada para kliennya.
Selain itu, Micro Influencer dikenal sebagai influencer yang cepat merespon. Inisiatif, dan menggunakan setiap peluang baru untuk menyajikan konten yang sesuai dengan followersnya. Influencer besar biasanya terlalu sibuk melayani klien sehingga agen/admin lah yang membalas pesan-pesan dari klien.
Sering terjadi surel atau pesan yang terabaikan atau dianggap remeh ketika mereka merasa Anda bukan dari brand yang terkenal. Mereka bisa saja memberikan harga yang fantastis yang tidak bisa tersanggupi.
Berbeda dengan Micro Influencer yang cenderung tidak memiliki agen dan berkomunikasi langsung dengan klien. Mereka lebih terbuka dan menerima peluang dari setiap klien. Mereka juga mempunyai skill komunikasi yang baik yang bisa membuat followersnya merasa dekat.
Di berbagai sosial media, orang-orang cenderung akan mengikuti akun yang mereka kenal atau yang memiliki minat dan hobi yang sama. Micro Influencer yang bisa mendapatkan 1000 pengikut pertama tanpa terkenal secara tradisional menunjukkan bahwa mereka diikuti oleh orang-orang yang memiliki minat atau hobi yang sama.
Biasanya konten mereka konsisten terhadap suatu bidang dan bertarget. Contohnya beauty blogger akan fokus membuat konten tentang kecantikan dan tidak membahas di luar hal itu. Sehingga hanya orang-orang yang menyukai seputar kecantikan saja yang akan mengikutinya. Orang yang menyukai politik belum tentu akan mengikutinya.
Berbeda dengan Macro Influencer yang pengikutnya terdiri dari orang-orang dengan berbagai minat dan hobi. Oleh karena itu, Micro Influencer mampu menjangkau lebih banyak target pasar karena pengikutnya yang lebih spesifik.
Bagi produk yang memiliki harga menengah ke bawah, misalnya lipstik harga 50-100 ribuan akan lebih terasa nyata ketika menggunakan jasa Micro Influencer. Mereka akan terlihat lebih natural karena pendapatan mereka pun tidak sebesar Macro Influencer. Pengikutnya akan cenderung lebih percaya bahwa review dari produk tersebut nyata.
Rasanya akan berbeda ketika Macro Influencer mengiklankan produk yang harganya relatif murah. Para pengikutnya tahu bahwa influencer tersebut memakai produk yang diiklankan karena dibayar. Mereka tidak yakin bahwa influencer tersebut benar-benar memakainya karena mereka berpikir Macro Influencer pasti menggunakan barang mahal.
Oleh karena itu Micro Influencer lebih terasa relevan untuk produk-produk harga menengah ke bawah karena jarak “pembeda” dengan para pengikutnya tidak terlalu besar. Aspek relatability inilah yang menjadi salah satu nilai jual seorang Macro Influencer.
Tarif influencer memang ditentukan dari followers, pengaruh nama, dan engagement. Tarif Micro Influencer lebih murah dari Mega dan Macro Influencer. Micro Influencer menjadi pilihan yang bagus ketika Anda ingin menggunakan jasa influencer tetapi tidak memiliki budget yang banyak.
Namun, perlu diperhatikan untuk memilih influencer yang cocok dengan produk Anda. Karena sudah dibahas tadi bahwa Micro Influencer cenderung memiliki pengikut yang spesifik dan bertarget, sehingga Anda harus memilih influencer yang relevan dengan produk Anda.
Jika Anda memilih influencer yang tepat, budget yang dikeluarkan untuk endorsement akan terbayar. Karena memilih Macro Influencer pun belum tentu mendapatkan hasil yang memuaskan.
Dari berbagai kelebihan Micro Influencer tersebut membuat Anda tahu bahwa tidak harus memilih Macro Influencer untuk mendapatkan hasil endorse yang bagus. Micro Influencer pun bisa menghasilkan endorse yang bagus ketika Anda bisa memilih influencer yang tepat.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi