Apa itu Covert Selling dan Bagaimana Cara Melakukannya?

Sebagian besar dari kita menyadari betapa menjengkelkannya menghabiskan hari-hari kita dikelilingi oleh banyak iklan toko online. Namun, orang akan selalu mempromosikan produk mereka secara acak. Inilah sebabnya mengapa nilai covert selling meningkat. Strategi ini dimulai dengan deskripsi tentang bagaimana calon pelanggan tidak tertarik dengan semua iklan agresif.

Di sisi lain, pengecer online harus terus menjual produknya. Khususnya di media sosial, di mana pengguna mungkin menginginkan istirahat dari paparan iklan yang konstan. Teknik penjualan yang dikenal sebagai covert selling menyembunyikan fakta bahwa suatu produk dipasarkan dari pelanggan potensial. Kampanye penjualan keras yang agresif berbeda dari strategi covert selling. Strategi ini memiliki banyak kesamaan dengan soft selling. Covert selling diantisipasi sebagai keajaiban pemasaran online baru. Mengingat memberi kesan bahwa penjual tidak menjual, strategi pemasaran ini efektif.

Apa itu Covert Selling?

Covert selling identik dengan penjualan sembunyi-sembunyi dan terselubung. Covert selling adalah teknik penjualan yang melibatkan penanaman informasi terkait penjualan di pikiran bawah sadar pelanggan potensial. Strategi ini mendorong penjual untuk menjual sambil menciptakan kesan bahwa dia tidak menjual. Sasarannya adalah proses berpikir bawah sadar calon pelanggan. Oleh karena itu, penjual akan menggunakan pernyataan umum, fakta, dan bahkan anekdot untuk menarik pelanggan agar menanggapi penawaran. Teknik ini lazim di bidang digital marketing atau pemasaran online, terutama dalam bentuk update status media sosial.

Teknik Covert Selling

Memahami covert selling sangat penting bagi para profesional bisnis online. Cara penjualan ini efektif karena membuat calon pembeli merasa seolah-olah penjual tidak menjual. Sebagian besar dari kita mungkin mengerti betapa menyebalkannya ketika sebuah toko online dipadati dengan berbagai macam produk setiap harinya.

1. Membangkitkan Rasa Penasaran

Penting untuk covert selling adalah membangkitkan rasa ingin tahu mereka yang membaca, melihat, atau mendengar konten Anda. Anda harus membuat konten yang menggugah jiwa pembaca sehingga terdorong untuk bertanya atau belajar lebih banyak.

2. Makna Ganda

Selanjutnya, sangat penting dalam covert selling untuk membuat konten dengan banyak makna atau ambiguitas. Dengan kata lain, pembaca yang berbeda dapat memiliki persepsi yang berbeda tentang konten Anda. Anda tidak perlu mempertimbangkan bagaimana pembaca akan menafsirkan tulisan Anda. Ini harus mengarahkan alam bawah sadar mereka ke arah kesan yang baik dari konten dan produk Anda.

3. Memancing Emosi

Selain dua hal yang disebutkan di atas, poin ini juga harus disertakan. Karena konten yang digunakan dalam covert selling harus mampu membangkitkan emosi calon pembeli. Ketika mereka mendengarkan informasi, emosi mereka akan muncul. Anda dapat menggabungkan copywriting, covert selling dan storytelling untuk memenuhi persyaratan ini. Buat cerita menarik, bisa singkat atau sedikit lebih panjang, asalkan menyentuh emosi pembaca.

4. Menggabungkan Narasi dan Gambar

Salah satu teknik covert selling yang paling populer adalah menghubungkan kisah sukses. Menceritakan sebuah cerita memang bagus, tapi akan lebih baik lagi jika ada kesimpulannya. Hasil yang diinginkan untuk calon pelanggan Anda. Sebaiknya gunakan gambar untuk menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan produk Anda. Misalnya, Anda menggambarkan seorang individu miskin yang menjadi kaya karena pelatihan kewirausahaan Anda. Tanpa gambar, cerita Anda bisa dianggap bohong.

Nah, seperti itulah kira-kira covert selling. Pada intinya, Anda membuat posting yang membuat audiens penasaran dengan hasil pencapaian Anda. Ketika mereka menghubungi Anda, maka Anda sudah mendapatkan calon konsumen tertarget. Masalah selanjutnya biasanya soal kemampuan daya beli konsumen dan waktu. Ada yang siap beli tapi menunda sampai mereka siap uang.