Penggunaan media sosial bagi generasi Z pada beberapa tahun terakhir memang terkesan dipaksakan. Apalagi ditambah dengan kegiatan daring yang berlangsung karena kegiatan sekolah dan pendidikannya yang ditahan dan tidak melalui tatap muka. Generasi Z merupakan salah satu penopang elemen penerus negeri yang kelahiran tahun 1996-2015. Generasi ini juga kerap disebut generasi alpha.
Ditilik dari usia, para gen Z kini berada dalam rentang umur 5-24 tahun. Hal ini menjadi satu catatan bahwa keberadaan mereka bisa menjadi tombak pembaharu ketika tahun 2035 yang akan datang. Oleh karena itu, mempersiapkan para generasi alpha dengan pengalaman dan pendidikan terbaik menjadi salah satu PR untuk petinggi negeri ini.
Para Gen Z adalah generasi yang tak bisa lepas dari smartphone. Perkembangan dunia digital semakin meroket dalam 10 tahun terakhir. Maka, memaksimalkan medsos sebagai ladang partisipasi politik adalah salah satu strategi terbaik untuk para calon legislatif. Bagaimana cara memaksimalkannya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Jika diibaratkan sebagai petani, media sosial adalah lahan untuk para politisi dalam mengembangkan ‘tanaman perpolitikan’. Dibutuhkan kesabaran untuk dapatkan hasil ‘panen’ yang gemilang. Media sosial adalah sebuah tempat untuk mengenalkan aneka program yang akan dilakukan jika terpilih sebagai politisi. Penggunaan media sosial bagi generasi Z dalam partisipasi politik bisa dijadikan salah satu tujuan untuk memasarkannya.
Generasi Z merupakan cikal bakal penerus negeri yang memiliki orang tua dari generasi X dan generasi Y. Maka, umumnya pemahaman yang ditanamkan pada gen z ini tak jauh berbeda dari kalangan generasi X dan Y yang mengalami reduksi parenting sebelumnya. Meski demikian, para orang tua dari gen Z biasanya lebih terbuka dan open minded tentang menghargai sebuah karya.
Oleh karena itu, para Gen Z tak perlu khawatir tentang batasan kreativitas yang akan ditetapkan para generasi sebelumnya. Bahkan untuk kemaslahatan politik, generasi Z diberikan kebebasan dalam memilih. Pemikirian mendasar tentang hal ini akan membuat para generasi alpha lebih mudah dalam menghadapi pilihan, menghargai prinsip, dan bertanggung jawab pada demokrasi politik yang dipilih.
Penggunaan media sosial bagi generasi Z dalam partisipasinya di dunia politik akan terbentuk ketika segala kreativitas mereka juga dihargai. Banyak orang yang masih terlalu saklek dalam mengartikan jenis pekerjaan tertentu, terutama di kalangan generasi sebelumnya. Padahal kreativitas pemuda tak terbatas pada waktu dan tempat. Dunia digital dan media sosial adalah rumah untuk ‘keliaran’ mereka dalam berekspresi.
Generasi Z tumbuh dalam fasilitas teknologi yang lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya. Percepatan pertumbuhan internet dan dunia maya membuat para generasi yang lahir pada tahun 2000-an menjadi lebih melek IT dan mudah mengakses informasi dari segala sumber. Hal ini juga dimanfaatkan sebagai bentuk dan wajah kepribadian seseorang.
Bagaimana bisa sosial media dikatakan sebagai wajah kepribadian terutama di bidang politik? Beberapa upaya yang bisa dilakukan politisi untuk memancing partisipasi politik dari generasi Z dengan memanfaatkan media sosial adalah dengan beberapa langkah berikut ini.
Branding digital dengan penggunaan media sosial bagi generasi Z adalah hal yang wajib Anda coba. Para pemuda ini cenderung lebih mementingkan ‘kehidupan’ dalam ponsel dibandingkan kehidupan di dunia nyata. Mereka rela beli kuota ratusan ribu dibandingkan uang itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan perut.
Internet dan dunia digital, terutama medsos, seolah menempati tahta paling tinggi dalam kehidupan para generasi Z. Hal ini patut menjadi dasar landasan Anda melakukan branding politik dengan cara yang halus, sehingga perhatian para gen Z bisa dialihkan secara perlahan. Meski tidak bisa instan, tetapi branding adalah sesuatu yang harus diusahakan. Maka kekonsistenan adalah salah satu kunci utamanya.
Sebuah engagement di dunia maya, terutama medsos, adalah bagian penting dari cara memanfaatkan ranah digital untuk dunia politik. Maka dalam prosesnya, Anda wajib memahami pola dasar dan algoritma yang menyangkut dengan sistem trafik digital di beberapa platform seperti Facebook, Twitter, Youtube, atau Instagram.
Penawaran solusi dari permasalahan adalah bagian dari kekuatan Anda dalam memaksimalkan penggunaan media sosial bagi generasi Z saat ini. Dengarkanlah segala keluh kesah mereka sebagai pribadi, pelajar, atau pekerja. Dengan demikian, Anda akan lebih mudah mendapatkan suara dan aspirasi yang membangun dari para gen z tanah air.
Dunia politik umumnya tidak terlalu menarik perhatian para generasi muda saat ini. Terlebih lagi dengan stigma dan dogma yang banyak mengecilkan kemampuan mereka di ranah digital. Padahal, keberadaan para generasi sebagai penerus sistem politik di Indonesia cukup penting. Oleh karena itu, para politisi yang berada dalam generasi X dan Z wajib melakukan pendekatan politik yang unik.
Sebuah pemasaran digital dengan komik, mengadakan seminar entrepreneur, mengadakan kelas menulis, atau lainnya, bisa memancing rasa penasaran para generasi muda untuk tertarik ke dalam dunia politik. Dengan cara ini, para Gen Z akan teredukasi secara tidak langsung.
Mengoptimalkan penggunaan media sosial bagi generasi Z bukanlah hal yang sulit. Hampir semua orang yang memiliki smartphone pasti memiliki media sosial di dalam ponselnya. Hal tersebut akan mempermudah visi dan misi para politisi untuk mengembangkan program dengan perantara dunia digital secara lebih maksimal.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi