Luas jangkauan untuk mengumpulkan suara dalam kegiatan berpolitik membuat kinerja calon kandidat dan partai juga harus lebih luas. Anda juga memahami bahwa banyaknya suara memengaruhi keberhasilan dalam pencalonan diri.
Di samping itu, media sosial dapat menjadi bagian dari survei yang dapat dihitung dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun survei yang dilakukan juga perlu dicek kembali, mengingat media sosial dapat diakses dengan menggunakan lebih dari satu akun.
Media sosial sebagai alat kampanye dewasa ini dirasa lebih efektif. Terlebih saat pandemi, kegiatan sosial dibatasi. Namun sebelum pandemi covid-19, media sosial juga dilaksanakan sebelum pemilu. Hal ini dimaksudkan agar informasi atau program yang disampaikan melalui media sosial dapat membentuk opini publik. berikut ini beberapa hal tentang media sosial dalam berpolitik.
Indonesia termasuk negara yang padat penduduk. Kepadatan tersebut diimbangi oleh kepadatan penduduk Indonesia di media sosial internet. Hampir mencapai 170 juta penduduk dari 200 juta lebih telah menggunakan media sosial. Informasi ini dilansir dari laporan perusahaan media asal Inggris, We Are Social, yang up to date tertanggal per bulan Januari 2021.
Pelaporan yang dibagikan pada bulan Februari tahun 2021 itu menunjukkan pola pemakaian media sosial di sejumlah negara termasuk Indonesia. Sebanyak rata-rata tiga jam 14 menit sehari orang Indonesia mengakses internet.
Pencapaian angka pengguna internet tersebut membuat Indonesia berada di urutan kesembilan dari 47 negara yang dianalisis. Satu di antara penyebabnya banyak pengguna yang kecanduan untuk memainkan media. Hal ini merupakan keadaan yang menguntungkan termasuk saat media sosial sebagai alat kampanye dilaksanakan.
Dua tahun ini, pandemi covid 19 mengubah pola hidup masyarakat. Termasuk untuk berhubungan komunikasi dua arah tidak diperbolehkan bertatap muka. Namun segala aktifitas harus tetap berjalan normal tanpa mengurangi waktu harian kerja.
Hal tersebut membuat media sosial internet lebih cepat mengubungkan dengan segala sesuatu aspek kehidupan. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan sosial tidak terlalu banyak. Sehingga efektifitas termasuk dalam penggunaan media sosial sebagai alat kampanye dapat dimaksimalkan.
Kampanye yang biasanya dilakukan secara tradisional, dengan segala bentuk persiapan mulai dari ruang, dan penataan pelaksanaan. Kini dapat dilakukan tanpa bersusah payah dengan hal tersebut. Sebab media sosial telah menyediakan ruang dan tata pelaksanaan dengan cara memanfaatkan fitur yang telah siap digunakan.
Biaya operasional juga lebih meminimalkan pengeluaran para calon kandidat. Karena hanya membutuhkan kuota dan jaringan internet ketika pelaksanaan. Selain itu, kampanye yang dilakukan lebih jujur dan dapat menghindari praktek money politic. Sebab para kandidat bertemu dengan calon pemilih tidak secara langsung.
Selain itu, biaya operasional yang muncul hanyalah hitungan penggunaan pribadi. Bahkan dapat lebih hemat lagi ketika media sosial sebagai alat kampanye dihubungkan dengan berbagai macam platform dengan satu akun. Maka penyebaran lebih cepat, sebab ketika ter-up date satu informasi, maka informasi secara langsung diterima bersamaan.
Efektifitas lainnya berupa penetrasi informasi lebih cepat. Seperti budaya lisan, informasi yang disampaikan melalui media sosial, baik berupa tulisan, audio, maupun visual dapat menyebar dengan bantuan lisan.
Hal ini termasuk keunggulan media sosial dalam memerbaharui informasi dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Klarifikasi dan tembahan informasi bertumpuk menjadi satu saat penetrasi terjadi. Sehingga variasi informasi publik dapat membentuk opini publik di media sosial.
Namun kekurangannya media sosial sebagai alat kampanye ialah ketika calon kandidat menjumpai informasi yang tidak benar terkait kegiatan yang dilaksanakan oleh calon kandidat. Hal ini dapat terjadi saat terjadi adu opini publik. Sehingga ketika ada pihak yang tidak mendukung, hoaks informasi terjadi. Penetrasi semacam ini perlu diwaspadai.
Terlebih dengan membuat akun resmi media sosial khusus calon kandidat dan partai menjadi solusi dalam hal tersebut. Mengingat publik perlu mengklarifikasi informasi dari akun resmi. Bukan yang berasal dari potongan informasi lalu dimodifikasi sedemikian rupa. Selain itu, efek penetrasi ini terbilang cukup besar. Dilansir dari laporan We Are Social sebelumnya, sejumlah kurang lebih 170 juta penduduk Indonesia yang menggunakan tablet atau smartphone, memiliki penetrasi sebesar 99 persen.
Kembali seperti penjelasan sebelumnya, bahwa penetrasi yang tinggi dapat menggiring opini publik terkait calon kandidat dan partai politiknya. Media sosial sebagai alat kampanye efektif untuk memberikan edukasi kepada pengguna terpelajar. Tetapi juga dapat memberikan edukasi paling awal untuk kaum pengguna baru.
Sekalipun pengguna baru tersebut kurang dalam berliterasi baca, kemampuan media menyediakan gambar dan warna dapat menjadi stimulus untuk menggiring opini. Karena seringnya menampilkan gambar dapat mudah diingat sebagai penanda. Bukti yang terbilang otentik sebagai gambaran kegiatan politik memungkinkan lebih dipercaya, daripada sekedar tulisan saja.
Di samping itu, sesering mungkin media sosial menampilkan informasi disertai sentuhan simpati, dapat mengubah pandangan buruk menjadi positif. Hal ini kembali pada bagaimana respon publik ketika memberikan penilaian terhadap kinerja calon kandidat dan partai politik sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
Media sosial sebagai alat kampanye ini pada selanjutnya mampu membentuk brand tersendiri bagi partai politik. Brand yang muncul menjadikan calon kandidat dan partai politiknya punya cover tertentu yang dapat dijadikan rujukan masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial.
Sehingga secara tidak langsung media sosial memberikan efektifitas untuk menarik simpati masyarakat. Termasuk dalam memercayai calon kandidat mampu melaksanakan tugas di masyarakat dengan brand yang diusungnya saat pemasaran politik berlangsung. Bukti yang telah terekam sebelumnya sebelum pemilihan umum, dapat menjadi pegangan masyarakat apabila suatu saat nanti dibutuhkan. Bahkan apabila ada penyelewengan kekuasaan, media sosial memiliki bukti yang tidak mudah dihilangkan sebab telah terpenetrasi.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi