
Berbeda dari banyak brand kopi kekinian yang memilih ekspansi cepat lewat sistem waralaba, Tuku justru mengambil jalur sebaliknya. Brand ini tetap memilih ekspansi secara organik, seluruh outlet dikelola langsung oleh tim pusat tanpa membuka peluang franchise. Bukan karena anti-pertumbuhan, tapi karena ingin menjaga nilai, rasa, dan pengalaman khas Tuku tetap konsisten.
Keputusan ini memungkinkan kontrol penuh atas kualitas bahan baku, pelatihan barista, hingga pendekatan pelayanan yang merakyat. Bagi Tuku, menyajikan kopi bukan hanya soal jual beli, tetapi soal membangun interaksi antarmanusia. Maka dari itu, setiap cabang Tuku dirancang agar tetap sederhana, hangat, dan tidak kehilangan “rasa lokal” yang menjadi DNA brand ini.
Setiap outlet Tuku memiliki standar tinggi, mulai dari pemilihan biji kopi yang digiling segar, penggunaan gula aren murni tanpa campuran, hingga takaran susu yang pas—semua demi menjaga cita rasa “kopi susu tetangga” yang jadi identitas mereka.
Selain itu, dengan tidak mem-franchise-kan usahanya, Tuku bisa lebih leluasa memberdayakan komunitas lokal, menjaga budaya kerja yang harmonis, dan memastikan tidak ada komersialisasi berlebihan yang bisa merusak esensi brand.
Strategi ini memang tidak membuat Tuku tumbuh eksplosif seperti kompetitor lainnya, namun memberikan fondasi yang lebih kokoh dan loyalitas konsumen yang jauh lebih dalam. Tuku bukan hanya menjual kopi, tapi menghadirkan filosofi: kesederhanaan, kehangatan, dan kejujuran dalam secangkir minuman.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi
LIVE