Penggunaan Media Sosial sebagai Alat Komunikasi Politik. Apa Saja Manfaatnya?

Berkat penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik, ada banyak manfaat yang dirasakan oleh para politisi maupun masyarakat. Media sosial seolah menjadi cakrawala baru yang bisa memperlihatkan segala jenis informasi berdasarkan pada hal-hal yang ingin dibagikan. Oleh karena itu, jejak digital dari media sosial bisa menjadi salah satu rujukan terbaik untuk meningkatkan upaya mendapatkan suara dalam pemilu dan kampanye.

Keberadaan Medsos sebagai Komunikasi Politik di Indonesia

Rupanya, pertumbuhan perpolitikan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh adanya komunikasi politik yang tepat antara politisi dan rakyat. Hal tersebut tak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari keberadaan media sosial yang semakin berkembang. Di antara manfaat yang bisa dirasakan dari penggunaan medsos sebagai sarana komunikasi politik antara lain sebagai berikut.

Penyampaian Visi Misi Politik

Dalam dunia digital, ada banyak platform media sosial yang bisa menaikkan performa dalam kampanye yang bertujuan untuk menaikkan suara. Media sosial termasuk salah satu dari sekian platform yang bisa menyediakan ruang terbaik untuk setiap orang bisa menyampaikan visi misi politik secara bebas.

Anda bisa memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik yang mumpuni. Baik untuk media Youtube, Instagram, Twitter, hingga Whatsapp dan Tiktok. Semua ruang tersebut memiliki keunggulan yang bisa menopang segala jenis informasi terkait dengan penyelenggaraan pemilu dan lainnya.

Sarana Mendengarkan Masyarakat dengan Lebih Dekat

Banyak orang yang bisa berbicara tapi sulit untuk mendengar. Di sinilah peran media sosial digalakkan. Bahwa medsos bisa menjadi mata dan telinga untuk segala bentuk aspirasi yang terbaik. Anda bisa menanyakan perihal hak sebagai warga negara jika memang belum terpenuhi.

Media sosial, disinyalir mampu menggerakkan banyak orang dalam sekejap. Kekuatannya yang sakti mandraguna, konon bahkan mampu segera menemukan penjahat kelas kakap. Oleh karena itu, betapa pentingnya peran media sosial menjadi sumber patokan pada keterlibatan masyarakat dengan para calon anggota legislatif. Keberadaannya menjadi satu oase baru untuk lebih dekat dan memahami kondisi masyarakat secara lebih baik.

Penunjang Media Komunikasi Politik

Secara umum, media komunikasi massa dibagi dalam empat tahapan: komunikasi tatap muka, komunikasi interpersonal, komunikasi perantara, komunikasi organisasi. Komunikasi tatap muka yakni kegiatan yang dilakukan secara langsung bertatap muka dengan orang lain. Komunikasi interpersonal yakni pertemuan face to face antar politisi dan salah satu warga.

Komunikasi perantara merupakan komunikasi yang menggunakan media, sedangkan komunikasi organisasi dilakukan dengan melibatkan banyak orang dalam sebuah perkumpulan. Maka, penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik tersebut bisa menunjang semua aspek komunikasi massa, terutama pada komunikasi perantara.

Medsos menjadi sebuah wadah yang menghubungkan politisi dan masyarakat, sehingga terjalin sebuah hasil kesepakatan dan musyawarah yang mufakat. Dengan demikian, segala hal yang saling bersinggungan dapat diluruskan, dicarikan jalan keluar, sehingga solusi terbaik dapat menguntungkan semua pihak.

Menjadi Bagian dari Komponen Komunikasi Publik dan Demokrasi

Ada banyak jenis media sosial yang kini berkembang dan digunakan oleh masyarakat. Hal tersebut tak lepas dari kecenderungan para generasi milenial dan generasi alpha yang terus menerus dicekoki perkembangan teknologi yang makin maju.

Tak mengherankan bila penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik juga dijadikan langkah baru dalam menyesuaikan perkembangan perpolitikan. Ada banyak hal yang bisa dicapai dengan pemasaran yang maksimal. Sehingga, banyak pihak akan merasa diuntungkan dengan segala optimasi yang berkaitan dengan dunia digital satu ini.

Menjadi Senjata untuk Marketing Perpolitikan di Dunia Maya

Strategi pemasaran untuk para politisi pada zaman sekarang tak hanya bisa dilakukan secara offline saja, melainkan juga dapat dilakukan secara online. Jika dahulu banyak pihak yang menggunakan langkah dengan terjun langsung, melakukan seminar, bincang-bincang di beberapa lokasi kampanye, kini langkah tersebut bisa ditambah dengan marketing daring.

Marketing daring untuk perpolitikan dapat dikemas dengan beragam teknis. Hal tersebut disesuaikan dengan sistem dan algoritma yang berkembang dalam media sosial yang akan digunakan. Dengan demikian, langkah pemasaran pun akan lebih tertarget, bahkan bisa dikembangkan dengan lebih luas lagi dibandingkan sebelumnya.

Bisa Menyadarkan Generasi Muda agar Melek Politik

Penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik juga berkaitan dengan kesadaran berdemokrasi dari generasi muda saat ini. Banyak orang yang anti membicarakan politik karena tema ini cukup berat, bahkan cenderung sangat tajam hukum. Para pemuda menganggap tema ini tak menarik, sehingga perbincangan mengenai politik cenderung lebih minim.

Di sinilah peran medsos sebagai penengah dan penyatu ‘kesalahpahaman’ yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah harus segera diperbarui. Semua orang berhak menyampaikan pendapat, kritik, dan saran terbaiknya untuk negeri tercinta.

Media yang Praktis, Mudah, dan Terukur

Media sosial yang digunakan sebagai lahan berkomunikasi lisan dan tulisan merupakan sesuatu yang praktis, mudah, dan terukur. Adanya beberapa pilihan untuk bisa memperhatikan setiap pergerakan hastag atau perbincangan isu politik, tentu akan menjadi salah satu hal yang menguntungkan.

Bahkan, proses pendaftaran akun dalam media sosial tidak terlalu sulit. Hanya bermodal email, Anda bisa menggunakan aneka platform yang disediakan. Bisa menulis di blog, menggunakan Facebook marketing, mencari siasat trending di Twitter, berupaya untuk FYP di Tiktok, atau lainnya yang masih sejenis.

Jika penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi politik tepat sasaran, maka tujuan dari pemasaran untuk politisi demi memenangkan kursi tidak akan sia-sia. Oleh karena itu, banyak politisi yang kini mengembangkan kemampuan komunikasi politik dengan lebih intens lagi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya akun-akun yang dibuat untuk diri sendiri mewakili sebuah partai atau organisasi tertentu demi menaikkan branding.