
RajaKomen.com | Dalam sejarah industri alas kaki, jarang sekali ada teknologi yang memiliki dampak sebesar Nike Air. Sejak diperkenalkan, inovasi bantalan udara ini tidak hanya merevolusi performa atletik tetapi juga melahirkan sepatu-sepatu ikonik sepanjang masa yang membentuk budaya sneaker dan fashion. Nike Air Series adalah kisah tentang evolusi yang tak berhenti, dari ide sederhana hingga platform global.
Mari kita telusuri perjalanan menakjubkan teknologi Nike Air dan model-model yang menjadi legendanya.
Ide menyuntikkan udara ke dalam sol sepatu pertama kali dipatenkan oleh mantan insinyur NASA, Frank Rudy, pada tahun 1970-an. Nike melihat potensi besar ini dan pada tahun 1978, lahirlah sepatu pertama dengan teknologi Nike Air:
Nike Air Tailwind (1978): Sepatu lari ini menjadi yang pertama menampilkan unit udara tersembunyi di bagian tumit, memberikan bantalan yang lebih baik dan ringan dibandingkan busa tradisional.
Titik balik sesungguhnya terjadi pada tahun 1987, ketika desainer legendaris Tinker Hatfield memutuskan untuk membuat unit Air terlihat oleh mata. Inspirasinya datang dari arsitektur Pompidou Centre di Paris.
Nike Air Max 1 (1987): Ini adalah revolusi. Dengan "jendela" kecil di midsole yang memperlihatkan unit Air, Air Max 1 tidak hanya menawarkan bantalan superior tetapi juga daya tarik visual yang belum pernah ada sebelumnya. Ini mengubah persepsi tentang desain sepatu.
Setelah Air Max 1, lahirlah serangkaian model Air Max ikonik lainnya yang terus berinovasi dalam ukuran dan penempatan unit Air:
Nike Air Max 90 (1990): Menampilkan unit Air yang lebih besar dan color blocking yang bold, menjadikannya favorit di kalangan streetwear.
Nike Air Max 95 (1995): Desain yang terinspirasi anatomi manusia dengan unit Air di bagian forefoot dan tumit, memberikan estetika yang agresif dan bantalan yang luar biasa.
Nike Air Max 97 (1997): Dikenal dengan desain bergelombang yang terinspirasi kereta peluru Jepang dan unit Air full-length pertama.
Teknologi Air tidak hanya terbatas pada sepatu lari, tetapi juga merambah ke lapangan basket, melahirkan dua franchise paling berpengaruh dalam sejarah sneakers.
Nike Air Force 1 (1982): Sepatu basket pertama Nike yang menggunakan teknologi Air. Bantalan Air di midsole memberikan shock absorption yang revolusioner di lapangan, dan siluet klasiknya menjadikannya ikon abadi di luar lapangan.
Air Jordan Series (Mulai 1985): Setiap model Air Jordan, terutama di era awal, mengintegrasikan teknologi Nike Air (atau varian Zoom Air yang lebih responsif) untuk mendukung performa legendaris Michael Jordan, sambil menciptakan desain yang tak tertandingi dalam budaya sneaker.
Inovasi Nike Air terus berkembang, menghasilkan berbagai iterasi dan peningkatan:
Nike Zoom Air (1995): Versi Air yang lebih tipis dan lebih responsif, sering digunakan pada sepatu performa tinggi untuk sensasi yang lebih dekat ke tanah.
Nike Vapormax (2017): Puncak dari teknologi Air yang terlihat, di mana unit Air bertindak sebagai outsole sepenuhnya tanpa midsole busa. Memberikan bantalan yang ringan, fleksibel, dan responsif langsung di bawah kaki.
Nike Air Series bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana sebuah ide sederhana dapat ber evolusi dan melahirkan sepatu ikonik sepanjang masa yang terus relevan dan dicintai oleh jutaan orang di seluruh dunia, membuktikan bahwa Nike adalah pionir sejati dalam industri alas kaki.
Rajakomen.com
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi
LIVE