Ahmad Luthfi, lahir di Surabaya pada tanggal 22 November 1966, resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah sejak 20 Februari 2025 bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen. Dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal Polisi dan rekam jejak panjang di dunia intelijen serta keamanan, Profil Gubernur Ahmad Luthfi Provinsi Jawa Tengah mencerminkan perpaduan karakter disiplin, ketegasan, dan strategi birokrasi yang matang. Ia mengawali karier di Polri pada 1989 setelah lulus dari Sekolah Perwira Militer Sukarela dan menapaki jenjang karier hingga menjadi Wakapolda Jawa Tengah pada 2018-2020 dan kemudian Kapolda pada 2020-2024. Keputusan untuk pensiun dini dari jabatan Inspektur Jenderal di Kementerian Perdagangan pada Oktober 2024 dan mencalonkan diri dalam Pilkada Jawa Tengah menunjukkan tekad kuatnya masuk ke kancah politik pemerintahan daerah.
Perjalanan politik Ahmad Luthfi bermula setelah pengunduran dirinya dari jabatan tinggi di Polri. Diusung oleh Partai Gerindra bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM Plus), ia resmi menjadi calon gubernur pada Juli 2024 dan menjalankan kampanye dengan tajuk stabilitas keamanan, tata kelola pemerintahan yang transparan, dan pembangunan infrastuktur ramah lingkungan. Kampanye tersebut sukses memikat hati lebih dari 59 persen pemilih pada pemilihan umum 27 November 2024, menjadikannya unggulan mutlak tanpa perlu putaran kedua. Pelantikan kemudian dilakukan di Istana Negara oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai babak baru kepemimpinan di provinsi terluas ketiga di tanah air. Sebagai gubernur ke-16, Ahmad Luthfi membawa visi politik yang mengutamakan kerja sama antara pemerintah dan rakyat, sinergi antarwilayah, serta akselerasi pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Di tengah menjalankan tugasnya, Profil Gubernur Ahmad Luthfi Provinsi Jawa Tengah semakin menonjol karena pendekatannya yang unik: menyelaraskan estetika birokrasi militer dengan sentuhan kearifan lokal. Ia memperkenalkan program “Jateng Aman” yang bertujuan meningkatkan integritas aparatur sipil serta memperkuat keamanan publik melalui penguatan korwil polres dan unit intelijen komunitas. Selain itu, Luthfi menegaskan komitmennya memperluas akses pendidikan dan layanan kesehatan di wilayah terpencil, termasuk memfasilitasi sekolah malam bagi pekerja petani dan nelayan, serta membuka posko kesehatan keliling bagi warga lansia. Langkah ini didukung oleh pengalamannya sebelumnya sebagai penanggung jawab keamanan provinsi, sehingga kualitas perencanaan dan implementasinya relatif cermat dan terstruktur.
Di sektor ekonomi, Gubernur Ahmad Luthfi memadukan pendekatan teknokratis dengan model ekonomi kerakyatan. Ia mendukung UMKM lokal melalui pelatihan, bantuan modal mikro, dan digitalisasi usaha desa. Program revitalisasi pasar tradisional dan dukungan terhadap petani melalui modernisasi irigasi dan mekanisasi juga menjadi agenda penting guna memperkuat ketahanan pangan provinsi. Selain itu, inisiatif untuk menghidupkan kembali jalur kereta tua, pembangunan pelabuhan mini untuk nelayan, dan pengembangan kawasan agrowisata menunjukkan visi pembangunan berkelanjutan yang inklusif. Meski latar belakangnya militer-birokrasi, Ahmad Luthfi mampu mengakomodasi suara akar rumput dalam setiap kebijakan yang diambil.
Salah satu capaian awal yang cukup mencuri perhatian adalah penataan transportasi di Semarang dan sekitarnya, yang berfokus pada pengintegrasian angkutan umum, optimalisasi jalur sepeda, dan peningkatan trotoar. Ruang publik di kota-kota besar di Jawa Tengah mulai dikenalkan konsep "Jakarta ramah pejalan kaki", sementara sejumlah kawasan desa didorong menjadi kampung tematik berbasis budaya lokal. Dalam aspek pelayanan publik, transparansi anggaran lewat sistem e-planning menjadi tolok ukur baru, serta pelaporan real-time pencapaian kinerja aparatur. Warga mulai merasakan transformasi signifikan melalui kemudahan layanan, pengawasan dana desa yang lebih ketat, dan dukungan visi yang membumi.
Politik gaya kepemimpinan Ahmad Luthfi menjadi sorotan karena mengedepankan komunikasi terbuka dan budaya dialog. Ia rutin mengadakan “ngopi bareng” dengan warga, tokoh adat, dan elemen mahasiswa, sehingga menciptakan nuansa pemerintahan yang lebih inklusif. Meskipun berasal dari latar keamanan, gaya aanpaknya tidak represif, melainkan mendorong partisipasi aktif komunitas lokal. Pendekatan ini membuat masyarakat merasa dihargai dan diberdayakan, yang berdampak pada naiknya indeks kepercayaan publik terhadap pemerintah provinsi.
Kini, beberapa bulan setelah masa kepemimpinannya dijalankan, berbagai terobosan yang diinisiasi Ahmad Luthfi menampakkan hasil positif. Indeks persepsi korupsi di tingkat daerah menunjukkan penurunan, pelayanan publik menjadi lebih cepat dan transparan, serta sektor ekonomi desa mulai tumbuh berkat dukungan modal dan akses pasar. Infrastruktur desa berkembang layaknya kota kecil dengan jalan, sarana sanitasi, dan penerangan memadai. Kelompok rentan seperti lansia dan difabel mulai terbantu lewat layanan intensif yang dibangun Pemprov. Semua ini menjadi bukti bagaimana Profil Gubernur Ahmad Luthfi Provinsi Jawa Tengah bukan sekadar judul, melainkan kenyataan dalam bentuk capaian nyata yang terukur, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan warga di segala lini.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi