Membuat suatu konten agar diminati pengunjung dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan membuat video reaction di YouTube. Video ini dapat dibuat dengan cara mengutip dan merespon video orang lain.
Namun sayangnya tidak semua video berhasil bebas dari pelanggaran hak cipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya musik pengiring, video yang dianggap reupload, atau memiliki kesamaan tanpa mencantumkan lisensi. Berikut ini beberapa cara agar bebas pelanggaran.
Mengunggah kembali video orang lain untuk diberikan respon atau ulasan perlu memperhatikan copyrightnya. Copyright adalah salah satu bentuk YouTube menghargai karya orang dalam keorisinalitasnya. Biasanya ini dimiliki oleh perusahaan musik, film, penerbit buku, video game dan lainnya yang memiliki hak cipta.
Apabila Anda ingin mengunggah video orang lain, waktu yang diperlukan agar tidak terkena pelanggaran hak cipta adalah di bawah 10 detik. Mungkin video reaction di YouTube Anda akan terlihat sangat sedikit. Tapi kreasi Anda yang lebih banyak akan memperlihatkan orisinalitas video Anda.
Di satu sisi, sepuluh detik sebenarnya terhitung lama. Oleh karena itu sebagai bukti untuk menjelaskan, di bawah sepuluh detik Anda dapat memperlihatkan video orang lain. Ibarat dalam karya tulis, dalam aturan Indonesia Law Reform Journal hanya diperbolehkan batas plagiasi maksimal 20 persen dari total karya.
Oleh karena itu video reaction di YouTube Anda dapat Anda hitung durasi waktu yang digunakan. Jika melebihi 10 detik, maka pangkas menjadi bagian yang terpenting saja. Biarkan penonton video Anda menggali informasi lebih dalam dari sumber aslinya, atau Anda membuat video lanjutan.
Mungkin karena sedang menjadi bahan perbincangan, video yang diulas menjadi banyak yang mengunggah. Bahkan Anda tidak sulit untuk mendapatkan potongan video sebagai bahan video YouTube Anda.
Cara yang baik untuk menghindari pelanggaran hak cipta adalah mencari sumber asli dari video yang sedang hangat diperbincangkan. Anda perlu melakukan riset atau pencarian terlebih dahulu. Mungkin ini akan membutuhkan waktu. Namun, Anda akan mendapatkan klarifikasi dan video yang murni.
Di samping itu, Anda dapat menayangkan sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang tidak diketahui publik, dapat Anda klarifikasi lebih dahulu. Sebenarnya ini menjadi keuntungan. Karena Anda tidak perlu kerja dua kali jika ternyata ada informasi yang kurang sesuai.
Selain itu, dengan meriset video aslinya, Anda dapat memberitahu lisensi dari video aslinya sebelum lisensi ditampilkan secara langsung oleh YouTube karena memiliki kesamaan. Video reaction di YouTube Anda akan lebih aman.
Setelah Anda mengetahui siapa pemilik asli video, atau siapa yang mengunggah video pertama kali, berikutnya mintalah izin. Ini langkah baik, di mana Anda sudah mengantongi izin lebih dahulu.
Jangan sampai nanti ketika Anda mengunggahnya, ada peringatan dari YouTube bahwa video Anda memiliki kesamaan sehingga dipersengketakan. Jika sudah terjadi, maka Anda dapat terkena undang-undang ITE. Maka izin perlu dilakukan.
Setelah mendapatkan izin, Anda dapat memberikan keterangan di deskripsi unggahan video YouTube Anda. Atau menampilkan bukti perizinan Anda di awal video YouTube Anda. Dengan begitu penonton tahu bahwa apa yang Anda berikan bukan penipuan.
Jika lisensi belum Anda dapatkan dari organisasi yang memiliki karya, Anda dapat menghubungi perusahaan lisensi pemilik karya untuk mendapatkan izin. Selanjutnya Anda dapat mencantumkan hasil perizinan video reaction di YouTube Anda.
Namun jika lisensi ternyata tidak Anda dapatkan dari perusahaan lisensi, Anda perlu berlapang dada. Tidak perlu memaksakan. Anda justru dapat mengambil sudut pandang lain agar tetap dapat membuat video yang sedang berkembang.
Caranya ialah Anda dapat menayangkan video klarifikasi terhadap topik yang sedang berkembang. Klarifikasi ini secara tidak langsung memberikan peluang baru bagi Anda untuk membantu mencegah tersebarnya informasi yang tidak diinginkan hanya karena kepentingan segelintir orang atau pribadi.
Selain batas waktu yang tidak boleh melebihi 10 detik. Namun di satu sisi Anda ingin menampilkan video secara penuh, karena tidak ingin penonton salah paham. Maka yang dapat Anda lakukan adalah dengan cara menjeda video aslinya.
Cara menjeda video ialah dengan memotong setiap bagian tidak sampai sepuluh detik. Kemudian setelah tampil video yang Anda jeda, Anda dapat memberikan ulasan terhadap video. Kemudian tampilkan lagi jeda berikutnya.
Jika dirasa tidak penting, maka Anda dapat memilah sesuai dengan jeda kebutuhan. Tetapi dengan memperhatikan waktu tampil tidak sampai sepuluh detik. Sedangkan ulasan, Anda dapat memberikan sebanyak 20 sampai 30 detik.
Mengunggah konten di YouTube sama halnya dengan menampilkan informasi di media sosial. Hal ini sama dengan bagaimana konten jurnalistik bekerja di media sosial.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda juga perlu menghindari hal-hal yang berbau singgung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Meskipun pada kenyataannya, banyak konten YouTube yang memberikan hal tersebut.
Kendati demikian, perlu diperhatikan agar hal-hal yang menimbulkan pertikaian dan permusuhan perlu dihindari. Karena hal ini melanggar kode etik jurnalistik. Meskipun Anda bukan seorang jurnalis, namun kegiatan Anda di YouTube termasuk mengisi kegiatan jurnalistik online.
Apakah jika melanggar kode etik jurnalistik mendapatkan sanksi hukum? Sama halnya dengan cara agar video reaction di YouTube sebelumnya. Konten yang melanggar akan dikenakan sanksi. Maka dari itu, dalam membuat video reaction, Anda perlu banyak memperhatikan dan melakukan cara telah dijelaskan sebelumnya.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi