Orang sudah terbiasa mendengar kata story telling atau berkisah. Ini adalah seperti sebuah kata yang memberi saran atau tindakan yang menceritakan sebuah cerita kepada penonton. Tapi, tahukah Anda bahwa story telling bukan hanya tentang bercerita, seperti yang mungkin Anda pikirkan. Hampir setiap orang pernah bercerita kepada sekelompok orang lain, baik melalui gambar, suara, atau kata-kata. Sebagian besar dari kita mempelajari kegiatan mendongeng ini ketika kita masih di SD. Saat itu, Anda mungkin pernah bercerita di depan kelas kepada teman-teman tentang segala hal mulai dari nama hingga hobi. Di satu sisi, Anda akan bangga dengan ceritanya, tetapi di sisi lain, Anda akan gugup menceritakannya di depan banyak orang. Meskipun gugup, Anda menemukan hal lain bahwa ketika bercerita di depan banyak orang, itu membuat Anda lebih percaya diri. Jadi, bercerita di depan banyak orang terkadang dijadikan sarana untuk belajar dan membangun kepercayaan diri. Story telling juga tidak cukup hanya mengatakan apa yang terjadi. Anda juga harus memikirkan cara agar orang-orang bisa menikmati setiap bagian dari cerita. Padahal, ketika seseorang menceritakan sebuah cerita, mereka perlu memikirkan bagaimana cara menyampaikan cerita tersebut agar masuk akal. Jadi, kegiatan story telling ini sulit dilakukan karena harus dilakukan dengan cara tertentu atau berlatih secara rutin.
Kini story telling banyak digunakan untuk tujuan pemasaran. Alasannya karena orang-orang tidak tertarik dengan iklan. Mereka ingin menikmati sesuatu yang menghibur, bermanfaat. Sebagian lagi menyukai story telling karena mereka mencari informasi atau mungkin suka membaca.
1. Menarik Simpati Audiens
Dalam dunia pemasaran, storytelling yang disampaikan kepada audiens yang tepat dapat menarik empati mereka terhadap brand Anda. Jika empati sudah muncul, maka audiens akan mencari informasi lebih jauh mengenai brand Anda dan itu akan membuat mereka membeli produk Anda atau menjadi pelanggan setia.
2. Metode Efektif untuk Menyampaikan Pesan
Story telling merupakan metode yang efektif untuk menyampaikan pesan mengenai brand yang Anda bawa di dalam pesan. Ketika pesan Anda bisa disampaikan kepada audiens, mereka akan tertarik untuk membeli produk atau layanan yangditawarkan oleh brand Anda. Apalagi jika pesan disampaikan secara konsisten, ini akan meninggalkan kesan mendalam kepada para pembaca atau pedengar Anda.
3. Membuat Konten Menjadi Lebih Menarik
Story telling membuat sebuah konten menjadi terlihat lebih menarik karena disampaikan secara teratur dan memiliki alur. Cerita yang menarik akan menyentuh emosi pembaca sehingga memiliki potensi untuk menjadi viral. Tentu saja itu akan membuat audiens sadar dengan merk yang Anda sisipkan di dalam cerita.
Bagaimana cara membuat story telling yang baik? Anda bukan perlu memperhatikan susunan kalimatnya saja. Pastikan bahwa story telling yang Anda buat juga mengandung salah satu unsur di bawah ini:
1. Entertaining
Matery story telling yang disukai banyak orang adalah yang dapat membuat pendengar atau pembaca merasa terhibur sehingga membuat mereka betah untuk membaca kisah Anda sampai habis.
2. Edukasi
Materi story telling yang ideal harus bisa menambah wawasan dan mendorong rasa ingin tahu bagi para pendengarnya. Dengan begitu mereka akan merasakan bahwa materi Anda bermanfaat bagi mereka.
3. Keterkaitan
Story telling yang baik harus dapat mengingatkan pendengar pada orang, suasana, kondisi maupun tempat yang mereka tahu itu ada dalam kehidupan nyata. Itu akan membantu keberhasilan story telling Anda mencapai sukses.
Story telling selalu berhasil digunakan dalam pemasaran dan menarik minat pembeli baru. Karena story telling bekerja dengan cara meraih kepercayaan audiens terlebih dahulu. Story telling bukan cara instan dan tidak cocok bagi Anda yang suka hal-hal praktis, Tapi story telling dapat meninggalkan kesan mendalam untuk waktu yang sangat lama bagi banyak orang sebagai calon konsumen.
PT Media Promosi Online
Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia
Informasi