Perlukah kampanye di media sosial dibatasi

Blog » Perlukah kampanye di media sosial dibatasi
Perlukah kampanye di media sosial dibatasi

Kampanye di media sosial sudah banyak sekali dilakukan. Hal ini karena penggunaan media sosial yang terus meningkat sehingga terbilang efektif dalam melakukan kampanye. Pada akhirnya, kampanye secara offline di mana dengan mendatangi setiap wilayah atau membagikan pidato menjadi mulai berkurang.

Meski sudah banyak media sosial yang hadi di era sekarang, tapi tidak semua penggunanya menggunakan media yang sama. Hal ini terbukti dari setiap wilayah yang berbeda dalam dominan penggunaan media sosial. Alhasil, sebelum melakukan kampanye, dibutuhkan riset untuk tahu mana media sosial yang lebih efektif

Keuntungan Melakukan Kampanye di Media Sosial

Meski banyak masyarakat yang tidak menyukai dunia politik, tapi penggunaan media sosial yang menghadirkan sejumlah informasi membuatnya mau tidak mau harus tahu tentang info tersebut.

Tidak heran jika pengguna media sosial belakangan mulai merasa tertarik terhadap gosip yang beredar terkait dunia pemilihan umum. Sebenarnya, adakah keuntungan melakukan kampanye secara online?

Bagi calon kandidat itu sendiri sebenarnya banyak hal positif yang bisa didapatkan. Karena masyarakat banyak menggunakan sosial media, maka promosi diri pun akan lebih efektif saat dilakukan di media tersebut. Apalagi segala jenis informasi bisa didapatkan dengan mudah.

Dengan begitu, promosi atau kampanye di media sosial yang dilakukan tidak akan terasa begitu sulit. Hanya saja ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar branding diri terasa lebih maksimal. Cara untuk bisa menarik simpati adalah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat atau followers.

Melakukan pendekatan bukan hanya sekadar mempromosikan diri langsung menghilang begitu saja. Tentunya dibutuhkan langkah lebih dalam agar masyarakat lebih kenal. Nah, caranya dengan membuat konten yang bermanfaat.

Salah satunya dengan membuat materi terkait pilpres. Jika materi yang disampaikan terbilang cukup panjang, maka Anda bisa memanfaatkan fitur live. Selain bisa mengasah kepercayaan diri, fitur live juga memberikan sejumlah manfaat dalam pendekatan kepada followers.

Selain melalui konten, Anda juga bisa rajin memberikan sejumlah komentar atau feedback. Tentunya cara ini bisa memberikan respons yang positif di mata masyarakat. Tidak hanya itu saja, hubungan dengan para followers pun akan tercipta dengan baik. Apalagi jika komunikasi dua arah bisa tercipta.

Kampanye di media sosial juga bisa memberikan keuntungan positif lainnya, yakni memberikan pengaruh dan membentuk opini secara tidak langsung. Hal ini karena calon kandidat bebas mengeluarkan pendapatnya untuk dinilai oleh masyarakat. Dari setiap tindakan yang dilakukan, pastinya masyarakat bisa memberikan penilaian.

Oleh karena itu, agar masyarakat bisa memberikan simpati dan respect, usahakan untuk menciptakan opini yang positif. Meski memang banyak kasus di mana munculnya berita hoax, tapi dengan tidak termakan dan berusaha menampilkan sisi positif, masyarakat pasti akan mengetahuinya.

Akan tetapi, jika calon kandidat itu sendiri termakan dengan berita hoax, bukan tidak mungkin image akan menjadi negatif. Oleh karena itu, tetaplah menjadi positif meski banyak masyarakat yang mungkin akan termakan dengan berita hoax. Namun, tidak sedikit juga pengguna yang bijak dalam menggunakan sosial media dalam pemilihan.

Apakah Perlu Kampanye di Media Sosial Dibatasi?

Melihat sejumlah keuntungan di atas bagi setiap calon kandidat, apakah perlu kampanye di sosial media dilakukan pembatasan? Jika dilihat dari sisi positifnya, tentu saja tidak perlu dibatasi. Pasalnya jika media sosial dibatasi untuk melakukan kampanye, lalu calon kandidat harus melakukannya melalui apa?

Jika kampanye kembali dilakukan dengan mengunjungi sejumlah wilayah, maka masing-masing kandidat pasti akan melakukan sogokan. Entah berupa barang kebutuhan sehari-hari atau pun dalam bentuk uang. Memang masyarakat akan merasa bersyukur karena hal tersebut.

Akan tetapi jika untuk kepentingan politik, bukannya sama saja membeli hak rakyat? Mereka terpaksa harus memilih sebagai bentuk timbal balik dari apa yang sudah diterima. Sementara jika kampanye dilakukan melalui media sosial, calon kandidat hanya membagikan materi atau melakukan pendekatan saja.

Meski tidak menutup kemungkinan terjadinya sogokan tetap ada. Setidaknya kegiatan tersebut akan lebih dikurangi. Namun, jika dilihat dari segi positifnya, kampanye yang dilakukan tidak hanya dari calon kandidat itu sendiri, melainkan campur tangan masyarakat.

Hal ini terbukti dari munculnya sejumlah postingan, tagar, dan berita hoax. Masyarakat yang sudah memutuskan untuk memilih satu calon atau sudah terobsesi, pastinya akan berusaha menjatuhkan lawan. Salah satu bentuk pemerintah awalnya membatasi pengiriman foto dan video.

Namun, kebijakan tersebut tampaknya memicu konflik terhadap pengguna sosial media lainnya. Karena tidak sedikit foto dan video yang memiliki manfaat dan sekiranya bisa memberikan informasi kepada pengguna sosial media. Namun, adanya pembatasan tersebut tentu bukan cara yang ideal.

Akan lebih baik jika konten yang dibatasi itu jelas konteksnya. Misalnya konten yang membawa masalah atau membahayakan publik. Selain itu, konten yang bersifat provokatif dan bisa memancing berbuat anarkistis harus dibatasi. Apabila pemerintah melakukan pembatasan konten berdasarkan format atau jenis, maka konten yang positif akan kena imbas.

Selain itu, sebenarnya letak masalah ada di diri masing-masing masyarakat. Masyarakat harus ikut berperan dalam memilah informasi yang benar atau tidak. Dengan begitu, tidak akan ada lagi berita hoax yang bisa menimbulkan beragam masalah.

Ada pula cara lainnya yakni negara harus menggandeng media massa dan platform media sosial. Mereka harus menyaring mana informasi yang boleh dikonsumsi masyarakat dan mana yang tidak boleh. Dengan kata lain, jika kampanye yang dilakukan melalui media sosial dibatasi, maka platform media sosial harus lebih bertanggung jawab.

Setelah melihat ulasan di atas, menurut Anda sendiri apakah perlu kampanye di media sosial dibatasi? Tentunya hal ini memang akan mengundang kelebihan dan kekurangannya tersendiri dengan kampanye yang dilakukan biasanya saat pemilu.

Baca Juga

PT Media Promosi Online

Jalan Cimanuk No. 6
Bandung 40115 - Jawa Barat
Indonesia

Sosial Media

Pembayaran

Pembayaran

Copyright © RajaKomen.com 2024 All Rights Reserved.
Advertiser order Instagram Komen 20
45 menit yang lalu.
Advertiser order Youtube Komen 100
42 menit yang lalu.
Advertiser order Play Store Review 100
25 menit yang lalu.
Advertiser order Youtube Komen 50
14 menit yang lalu.
Advertiser order Instagram Komen 50
23 menit yang lalu.
Advertiser order Instagram Komen 100
31 menit yang lalu.
Advertiser order Youtube Komen 50
47 menit yang lalu.
Advertiser order 1000 subscribers YT
41 menit yang lalu.
Advertiser order Play Store Review 500
33 menit yang lalu.
Advertiser order 1000 subscribers YT
41 menit yang lalu.
Advertiser order IG Live Komen 100
11 menit yang lalu.
Advertiser order Beli 100 View
42 menit yang lalu.
Advertiser order 50 kampanye posting
16 menit yang lalu.
Advertiser order Beli 50 View Youtube
42 menit yang lalu.
Advertiser order 50 Beli Komen Gmaps
33 menit yang lalu.
Advertiser order 100 Beli Komen Gmaps
59 menit yang lalu.
Advertiser order 100 kampanye posting
12 menit yang lalu.
Advertiser order Beli 100 View Youtube
20 menit yang lalu.
Advertiser order 50 Twitter Komen
45 menit yang lalu.
Advertiser order 50 Komen Youtube
4 menit yang lalu.
Advertiser order 200 Komen Detik
58 menit yang lalu.
Advertiser order Share TikTok 100
10 menit yang lalu.
Advertiser order Share Twitter 100
52 menit yang lalu.
Advertiser order Kampanye Posting di TikTok 200
58 menit yang lalu.
Advertiser order Kampanye Posting di Twitter 100
9 menit yang lalu.